Bukan Hantu Biasa
Judul Buku :
Napak Tilas Para Hantu
Penulis : Hilman dan
Boim
Penerbit : PT Gramedia
Putsaka Utama
Tahun Terbit : 1992
Tebal : 136 halaman;
18 cm
ISBN : 979-511-642-8
Setelah Hilman dan
Boim sukses dengan seri Lupus Kecil-nya, kini mereka membuat seri baru lagi,
seri Keluarga Hantu. Novel pertama yang mereka buat pada seri ini adalah novel
Napak Tilas Para Hantu. Jika dilihat dari judulnya, novel ini pasti sangat
menarik dan membuat pembaca penasaran dengan isi novelnya.
Awalnya Hilman dan
Boim adalah seorang yang penakut. Terutama dengan hantu. Akhinya, mereka berdua
membuat kisah hantu yang baik hati supaya Hilman dan Boim serta para pembaca
tidak takut lagi dengan hantu. Mereka juga ingin menunjukkan bahwa persahabatan
itu bukan hanya antara dua manusia saja, namun bisa juga antara manusia dengan
binatang atau kalau bisa antara manusia dan hantu.
Hilman adalah salah
satu lulusan Sastra Inggris UNAS. Sekarang ini, ia aktif membuat usaha Lupus ’n
Work bersama dengan teman-temannya dan masih produktif menulis di berbagai
media remaja dan anak-anak. Sedangakan Boim, ia adalah lulusan IISIP Jurusan
Jurnalistik. Boim juga ikut di Lupus ’n Work. Selain itu, ia juga penyiar kocak
di DMC.
Kisah
ini adalah kisah keluarga hantu yang terdiri dari Pak Nates, Bu Kanalitnuk,
Silbi, dan Luyut. Luyut adalah anak kedua dari Pak Nates dan Bu Kanalitnuk yang
sangat ingin bersahabat dengan manusia dan sangat malas untuk menakut-nakuti manuisa. Luyut adalah salahsatu hantu yang
pandai menirukan suara manusia dan gaya hidup manusia. Sifat yang dimilikinya
itu jelas membuat hati Pak Nates dan Bu Kanalitnuk kesal. Selain itu, sifat yang
dimiliki Luyut ini jelas berbanding terbalik dengan sifat kakaknya yang sangat
periang dan sangat gemar menakut-nakuti manusia. Ia selalu aktif pada kegiatan
karang taruna yang dipimpin oleh kekasihnya yang bernama Alukard. Suatu hari,
karang taruna yang diketuai Alukard itu akan mengadakan napak tilas di sebuah
kota. Mereka bermaksud untuk mengenang jasa para pahlawan hantu. Silbi yang
sangat tertarik dengan dunia manusia tertarik pada kegiatan napak tilas itu dan
bermaksud untuk ikut kegiatan itu. Setibanya di kota tempat napak tilas
dilakukan, semua anggota karang taruna berpencar unurk menakut-nakuti orang.
Namun, Luyut justru hanya takjub melihat anak kecil yang umurnya lebih muda
darinya. Setelah usaha menakut-nakuti dilakukan, ternyata semuanya gagal. Silbi
dan Alukard kembali ke rumahnya. Tetapi, tidak dengan Luyut, ia justru tetap
tinggal dirumah anak kecil yang dilihatnya tadi dan mencoba untuk berkenalan. Akhirnya
mereka bersahabat. Namun pada akhirnya mereka berpisah karena suatu hal.
Novel ini terdiri dari
9 bab yang setiap babnya mempunyai subjudul yang berbeda-beda. Masing-masing
bab mempunyai sifat yang saling sambung-menyambung. Novel ini juga disertai
beberapa gambar yang dapat memperjelas pembaca makna dari apa yang ditulis oleh
pengarang. Bahasa yang digunakan pada novel ini sangatlah mudah untuk dipahami sehingga
membuat pembaca semakin tertarik.
Jika kita membuka
novel tersebut, pada awal halaman terdapat halaman yang tidak terlalu penting
dan tidak runtut. Namun, itu bukanlah kesalahan ataupun kekurangan yang besar.
Novel ini sangatlah
seru dan layak untuk dibaca. Apalagi jika dilihat dari kisahnya yang lucu
membuat kita tidak terlalu takut dengan hantu. Penasaran cerita lengkapnya?
Ayo, cepat baca.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking