Wikipedia

Soekresultate

Donderdag 04 April 2013

Contoh Resensi



Bukan Hantu Biasa



Data Buku
Judul Buku      : Napak Tilas Para Hantu
Penulis             : Hilman dan Boim
Penerbit           : PT Gramedia Putsaka Utama
Tahun Terbit    : 1992
Tebal               : 136 halaman; 18 cm
ISBN               : 979-511-642-8
            Setelah Hilman dan Boim sukses dengan seri Lupus Kecil-nya, kini mereka membuat seri baru lagi, seri Keluarga Hantu. Novel pertama yang mereka buat pada seri ini adalah novel Napak Tilas Para Hantu. Jika dilihat dari judulnya, novel ini pasti sangat menarik dan membuat pembaca penasaran dengan isi novelnya.
            Awalnya Hilman dan Boim adalah seorang yang penakut. Terutama dengan hantu. Akhinya, mereka berdua membuat kisah hantu yang baik hati supaya Hilman dan Boim serta para pembaca tidak takut lagi dengan hantu. Mereka juga ingin menunjukkan bahwa persahabatan itu bukan hanya antara dua manusia saja, namun bisa juga antara manusia dengan binatang atau kalau bisa antara manusia dan hantu.
            Hilman adalah salah satu lulusan Sastra Inggris UNAS. Sekarang ini, ia aktif membuat usaha Lupus ’n Work bersama dengan teman-temannya dan masih produktif menulis di berbagai media remaja dan anak-anak. Sedangakan Boim, ia adalah lulusan IISIP Jurusan Jurnalistik. Boim juga ikut di Lupus ’n Work. Selain itu, ia juga penyiar kocak di DMC.
                Kisah ini adalah kisah keluarga hantu yang terdiri dari Pak Nates, Bu Kanalitnuk, Silbi, dan Luyut. Luyut adalah anak kedua dari Pak Nates dan Bu Kanalitnuk yang sangat ingin bersahabat dengan manusia dan sangat malas untuk menakut-nakuti manuisa. Luyut adalah salahsatu hantu yang pandai menirukan suara manusia dan gaya hidup manusia. Sifat yang dimilikinya itu jelas membuat hati Pak Nates dan Bu Kanalitnuk kesal. Selain itu, sifat yang dimiliki Luyut ini jelas berbanding terbalik dengan sifat kakaknya yang sangat periang dan sangat gemar menakut-nakuti manusia. Ia selalu aktif pada kegiatan karang taruna yang dipimpin oleh kekasihnya yang bernama Alukard. Suatu hari, karang taruna yang diketuai Alukard itu akan mengadakan napak tilas di sebuah kota. Mereka bermaksud untuk mengenang jasa para pahlawan hantu. Silbi yang sangat tertarik dengan dunia manusia tertarik pada kegiatan napak tilas itu dan bermaksud untuk ikut kegiatan itu. Setibanya di kota tempat napak tilas dilakukan, semua anggota karang taruna berpencar unurk menakut-nakuti orang. Namun, Luyut justru hanya takjub melihat anak kecil yang umurnya lebih muda darinya. Setelah usaha menakut-nakuti dilakukan, ternyata semuanya gagal. Silbi dan Alukard kembali ke rumahnya. Tetapi, tidak dengan Luyut, ia justru tetap tinggal dirumah anak kecil yang dilihatnya tadi dan mencoba untuk berkenalan. Akhirnya mereka bersahabat. Namun pada akhirnya mereka berpisah karena suatu hal.
            Novel ini terdiri dari 9 bab yang setiap babnya mempunyai subjudul yang berbeda-beda. Masing-masing bab mempunyai sifat yang saling sambung-menyambung. Novel ini juga disertai beberapa gambar yang dapat memperjelas pembaca makna dari apa yang ditulis oleh pengarang. Bahasa yang digunakan pada novel ini sangatlah mudah untuk dipahami sehingga membuat pembaca semakin tertarik.
            Jika kita membuka novel tersebut, pada awal halaman terdapat halaman yang tidak terlalu penting dan tidak runtut. Namun, itu bukanlah kesalahan ataupun kekurangan yang besar.
            Novel ini sangatlah seru dan layak untuk dibaca. Apalagi jika dilihat dari kisahnya yang lucu membuat kita tidak terlalu takut dengan hantu. Penasaran cerita lengkapnya? Ayo, cepat baca.



Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking